Thursday, March 15, 2012

Wanita Suka Nonton Sepak Bola karena Tampang Pemainnya?

Banyak yang bilang kalau wanita suka nonton bola, pasti karena tampang pemainnya yang ganteng.
Saya sendiri suka nonton bola, tepatnya mengikuti kompetisi liga-liga eropa, awalnya karena melihat gol David Beckham yang paling terkenal. Gol dari setengah lapangan ke gawang Wimbledon pada tahun 1996. Sejak itu saya selalu ingin nonton sepak bola, khususnya klub dimana David Beckham bermain, Manchester United. Memang kebetulan tampang David Beckham itu ganteng.

Apakah saya selanjutnya nonton Manchester United hanya karena ingin melihat Beckham? 
Pada awalnya mungkin iya, tetapi lama-lama saya jatuh cinta pada klubnya, bukan hanya Beckham saja. Lalu saya juga mulai memahami sepak bola itu sendiri, peraturannya, apa itu offside, handsball, tackling yang benar, dan lainnya. 

Seperti diketahui, David Beckham hengkang dari Manchester United pada tahun 2003. Ujian besar untuk saya. Apakah saya akan tetap mencintai Manchester United ataukah ikutan hengkang dan mulai menyukai Real Madrid, klub baru Beckham.
Sebenarnya pada awal saya menyukai sepak bola, saya menyukai beberapa klub selain Manchester United, yaitu Inter Milan di liga Italia dan Real Madrid di liga Spanyol. 
Tapi beberapa tahun kemudian, saya hanya mengikuti kiprah Manchester United. 
Jadi pada saat Beckham pindah ke Madrid, saya justru semakin jarang mengikuti liga Spanyol, apalagi liga Italia.
Saya tetap menonton Liga Inggris dengan menjagokan Manchester United juara di setiap musimnya.
Well...saya rasa, saya lulus ujian karena sudah terbukti, meskipun David Beckham pindah, saya tetap bersama Manchester United.

Jadi ungkapan "Wanita menyukai sepakbola hanya karena tampang pemain-pemainnya yang ganteng" itu tidak selamanya bisa dibenarkan. Karena sesungguhnya para Wanita pun bisa memahami sepak bola itu dengan benar, baik dari istilah-istilah yang ada, peraturan yang berlaku hingga taktik yang digunakan para manager.

Walaupun pada awalnya menyukai sepak bola karena tampang pemainnya, so what. Semua hal pasti ada first time-nya. Bukankah semua kejadian selalu ada titik mulanya?
Saya yakin para Pria tidak akan menyukai atau menonton acara masak memasak di tv kalau bukan Farah Quinn yang masak. Tetapi selanjutnya apakah para Pria itu akan mulai belajar memasak? Mengetahui bahan-bahan kue atau bumbu-bumbu masakan? Kalo iya, salut untuk mereka. 
Kalau tidak? Berarti mereka tidak berhak untuk menghakimi bahwa Wanita menyukai sepak bola karena tampang para pemainnya saja.
Setuju?

No comments:

Post a Comment

what do you think?