Wednesday, July 25, 2012

Welcome QPR to Surabaya

Begitu mendengar kabar QPR (Queen Park Rangers) akan ke Surabaya.....ya...ke Surabaya....bukan ke Jakarta...rasanya cukup exciting.
Memang QPR bukanlah klub EPL favorite saya (favorit saya pastilah MU ya), tapi di QPR ada nama-nama yang cukup dikenal yang pernah / masih main untuk MU yaitu Mark Hughes sang manager, Park Ji Sung yang baru-baru saja berlabuh ke QPR, serta Fabio yang dipinjamkan ke QPR.


pesawat yang membawa rombongan QPR

Karena mereka datang di bulan Ramadan, saya tidak tertarik untuk menonton pertandingannya secara langsung melawan Persebaya, apalagi mainnya di Gelora Bung Tomo yang jauh dari kota. Ada keinginan untuk bisa menjemput mereka di bandara, tapi suami masih ogah-ogahan, bahkan saya sedikit agak memaksa dan akhirnya dia mengiyakan.

Datang ke Juanda sebenarnya tidak terlalu direncanakan jauh-jauh hari, tidak ada persiapan bawa banner atau apapun, tapi menjelang hari H, iwan bbm untuk rencana penjemputan. Sehari sebelumnya suami sempat koordinasi dengan United Indonesia Chapter Surabaya (UICS). UICS berencana datang ke bandara jam 16:00. Diperkirakan pesawat QPR landing di juanda hari minggu, tanggal 22 Juli jam 18:00.

Pada hari H, teman-teman IndoManUtd janji berkumpul di juanda jam 17:00. Menjelang maghrib, saya dan suami sudah bertemu dengan Roby yang datang dari Semarang, serta Uli, member IndoManUtd Semarang yang kebetulan sedang tugas di Surabaya. Lalu Iwan dan Dona datang. Kemudian Ponco, Anjar serta Priyo menyusul dan yang terakhir, Ditto bersama temannya. Setelah berbuka sekedarnya, minum dan roti, kami menuju pintu yang sudah disiapkan untuk QPR. Sesampainya di sana, di pintu paling ujung, kedatangan Internasional yang sepertinya biasanya diperuntukkan untuk para TKI, sudah berkumpul teman-teman UICS serta para Bonek. Setelah menunggu beberapa lama, kami mendengar kabar bahwa pesawatnya harus mendarat darurat di Jakarta. Perkiraan akan tiba di Surabaya sekitar jam 20:00.
Akhirnya kami memutuskan untuk berbuka yang berat (baca: makan nasi).

Setelah makan, kami kembali ke tempat semula dan mendapat kabar bahwa pesawatnya baru akan mendarat sekitar jam 21:00. aampuunn..delay lagi....
Tidak ada yang memilih untuk pulang, melainkan tetap menunggu di bandara.

anjar, uli, roby, priyo, iwan, dona, ryna, ditto, ponco
Berikut beberapa foto "para penjemput yang masih setia menunggu kedatangan QPR.

suami bersama teman-teman UICS





IndoManUtd Surabaya diantara para Bonek
Jam yang dinanti hampir tiba, kamipun bersiap-siap. Sayangnya ada 2 orang yang nyerobot ke sebelah saya, jadinya sempit deh, bahkan saya hampir tidak kebagian tempat di pinggir pita pembatas, tapi saya nekat aja.

Sebelum rombongan QPR datang, kami nge-chant, Park Park wherever you may be....lalu teman-teman UICS nge-chant viva Da Silva....lalu teman-teman Bonek nge-chant....iwak peyek....diikuti welcome-welcome welcome QPR, welcome QPR di Surabaya menggunakan tune cangkul cangkul cangkul yang dalam, cangkul yang dalam di kebun kita (kalau  gak salah, liriknya begini).

Rombongan QPR pun akhirnya keluar....diawali oleh Mark Hughes...begitu Mark Hughes lewat di depan saya, saya pun memanggil, Sparky....eehh dianya noleh dan senyum....awww....
Lanjut pemain yang lain, banyak yang tidak saya kenal....lalu lewatlah Park Ji Sung....gilaaa dia dikawal 4 orang....kamipun hanya bisa memanggil namanya....lalu agak lama lewatlah Fabio.....aaakkkk Fabiooooo.....
Sebelum Fabio ada Bobby Zamora tapi saya waktu itu lupa namanya...hihihihi....

Sebelum rombongan QPR lewat, saya sudah menyiapkan kamera BB saya, tapi memang pada waktu mengambil gambar, saya tidak memperhatikan, saya gak mau menyambut kedatangan mereka melalui layar BB, hasilnya, hasil-hasil jepretan saya sama sekali tidak ada pemain-pemain QPR alias kosong....hahahahah.
Suami saya juga sempat kesulitan dengan kameranya sehingga banyak moment yang terlewatkan.

Berikut foto-foto yang berhasil diambil

yang aku tau cuma Dyer (kiri atas) & SWP (kanan bawah), yang kiri bawah kalo tidak salah Andrew Johnson

diambil dari BBnya Ditto

diambil dari akun twitter @IJTaylor81(QPR media man)

Yang dari kamera sendiri gak ada foto Bobby Zamora, Park Ji Sung maupun Anton Ferdinand.... *hiks...


Tapi foto-foto berikut cukup mengobati kekecewaan saya....









Fabio menjadi sosok yang paling sering dipanggil-panggil para penjemput meski statusnya adalah pemain pinjaman. Maklumlah, Fabio adalah pemain MU, dan yang datang ke bandara pun banyak juga fans MU.





Setelah rombongan QPR  berangkat menuju hotel, kami langsung pulang, tidak seperti Roby dan Uli yang langsung ke hotel, selain karena Roby memang menginap di hotel yang sama yaitu Hotel Bumi Surabaya, Roby ingin sampai di hotel lebih dulu daripada rombongan QPR untuk hunting foto dan tanda tangan.

Rombongan QPR menuju ke hotel kabarnya dikawal oleh kurang lebih 1000 bonek menggunakan motor, bahkan mereka diperbolehkan melewati tol...... wowww...pasti keren ya...

Sesampainya di rumah, suami saya malah kepikiran untuk menitipkan kaosnya ke Roby untuk dimintakan tanda tangan pemain, jadi sekitar jam 23 kami menuju Hotel Bumi Surabaya.
Sampai di hotel, rupanya konferensi pers baru saja selesai. Kami hanya bertemu beberapa pemain yang tidak kami kenal pada saat menunggu Roby dan Uli di lobby.

Kami juga bertemu beberapa teman UI yang ternyata ada yang dari Depok. Kata Roby, cewek UI dari depok ini sama seperti dirinya, suka hunting pemain bola...ke mana saja dikejar...hehehehhe.

Setelah menitipkan kaos, kami berdua pun pulang ke rumah.

Pengalaman pertama menjemput tim sepak bola luar di bandara....meski hanya sekelas QPR, pengalaman ini tak kan terlupakan.


Makanan Favorite saat Lebaran

Kalau ngomong makanan favorit saat Lebaran, buat saya pasti kue-kue keringnya karena jarang sekali ada hidangan ketupat, opor ayam, sambel goreng hati, telor petis di rumah saya. Makanan-makanan itu akan ditemui kalau berkunjung ke rumah saudara.
Lebaran tahun lalu benar-benar lain daripada yang lain karena mama menyempatkan menyediakan hidangan tersebut, gak komplit sih, tapi sudah istimewa sekali, setelah sholat id sarapan ketupat opor.

Untuk kue-kue kering, yang harus ada pastilah kaastengel dan nastar, 2 kue ini klasik...heheheh. Kue-kue yang lain sih bebas saja tapi harus ada cookies coklatnya ya.
Sudah lama mama gak bikin kue-kue kering sendiri, jadi lebih suka pesan. Pesannya tiap tahun ganti-ganti, kadang ke Mba Atik sepupu saya, pernah juga ke tetangga dan tahun lalu saya pesan di ibunya Mungky dengan brand Uti Cookies.

Pesan beberapa jenis kue, agak lupa sih, yang pasti, kaastengel, nastar, yang lainnya coklat mente, kue kenari dan garut keju.


Untuk lebaran tahun ini, saya cuma pesan Puff Pastry dan CheeseStick di Uti Cookies. Dua jajanan ini rasanya gurih, enaakk deh.



Untuk kue-kue keringnya, beberapa sudah pesan di teman kantor, yaitu lidah kucing, kaastengel dan semprit mawar keju. Selain 3 jenis itu, saya juga masih menunggu tester dari kakak sepupu.


Memang saya suka sekali pesan bermacam-macam kue kering karena kue-kue tersebut jarang ditemui selain di waktu lebaran (atau natal). Padahal tamu yang datang ke rumah juga tidak terlalu banyak. Biasanya setelah sholat id, para tetangga berkunjung tapi hanya bersalam-salam saja, tidak sampai mampir masuk ke rumah untuk mencicipi kue-kue kering.
Trus siapa dong yang ngabisin kue-kuenya.....ya saya lah... tapi gak sendirian kok...rata-rata di rumah semuanya suka.

Gak sabar menanti tester........

Friday, July 13, 2012

cita-cita masa kecil

Dokter!!!
Selalu itu yang keluar dari mulut sewaktu saya ditanya siapa saja. Entah itu asal aja atau bagaimana karena semakin besar ternyata saya tidak berminat mewujudkan cita-cita masa kecil untuk menjadi dokter. 
Jadi dokter otomatis harus berhubungan dengan hal-hal yang menjijikkan sementara saya kalau melihat hal-hal yang menjijikkan sudah tidak tahan. 
Jadi sewaktu kuliah saya tidak mengambil jurusan kedokteran....mahaall booo...hehhehee....
Semakin besar justru makin anti sama yang namanya dokter. Saya bukan tipe orang yang kalau sakit sedikit, langsung cek ke dokter. Kalau sakitnya makin parah, barulah dengan terpaksa saya ke dokter, apalagi kalau butuh surat dokter.
Trauma kah? Entahlah. Sepertinya tidak. 

Lain halnya dengan adik saya yang cita-cita masa kecilnya berubah-ubah. Dulu kalau ditanya, kalau besar mau jadi apa? Jawabanya bermacam-macam, jadi supirnya ambulance, jadi supirnya pemadam kebakaran dan jadi polisi unit K-9. 
Kenapa jadi supirnya ambulance atau pemadam kebakaran? Menurut dia karena keren, selalu bisa lewat duluan....hahahhahaa....
Setelah sekitar SD, cita-citanya berubah lagi, pengen jadi tentara (mama udah pasrah aja nih anaknya mo jadi tentara)
Sampai punya keinginan untuk bisa sekolah di Taruna Nusantara, Magelang, tapi tidak diterima. 
Apakah akhirnya dia batal jadi tentara? Tidak. Adik saya sempat ikut tes untuk masuk AKABRI tapi setelah tes yang kesekian kalinya, gagal juga.
Sepertinya dia masih ingin sekali jadi "man in uniform" sampai-sampai lowongan jadi Security Guard-nya Konsulat Jendral Amerika dicobanya. Lolos. Padahal Security Guard sama seperti Satpam bukan? Satpam elit...hehehehe...
Pernah suatu hari dia kebagian tugas jaga malam di kediaman salah satu pejabat,  kami mampir untuk mengantar makanan, mama bilang ke saya "adekmu kayak gitu ya kerjanya? gak tega mama" -- yaa mama mana sih yang tega melihat anaknya jaga di pos kecil di depan rumah? Kalau jaga di kantor sih masih lumayan keadaannya.
Alhamdulillah jadi Security Guard di KonJen Amerika tidak terlalu lama dan sekarang sudah di posisi yang lebih bagus lagi. 

Lalu bagaimana dengan saya? Menyesalkah saya? Cita-cita masa kecil yang tidak terwujud tidak membuat saya menyesal, karena toh itu pilihan saya sendiri. 
I'm happy with my life....yang lebih penting....kita bisa mensyukuri keadaan kita dalam keadaan apapun.






Thursday, July 12, 2012

my mum is everything

Pesan mama yang paling penting, sholat 5 waktu, istri sebaiknya tetep bekerja, gak bergantung dengan suami, dan gak mau repot-repot ngurus cucu di masa tuanya. Pesan yang ke 3 agak aneh ya? Kalau dipikir-pikir masuk akal lah, pasti repot dan capek kalau harus mengurus cucu, sementara ibunya bekerja. Mama harus gendong, nyuapin / ngasi susu dan lain-lain, bayangkan capeknya, jadi maksudnya, ada mbak PRT atau babysitter, mama mengawasi saja. Pesan yang ke 3 ini sepertinya keturutan, karena kebetulan adik saya sudah tidak tinggal bersama mama, sementara saya yang masih tinggal bareng, sampai sekarang belum hamil juga.

Pesan yang pertama adalah pesan wajib seorang ibu pada anaknya yang terkadang masih dilalaikan oleh anaknya ini.

Pesan yang kedua ini mungkin karena mama sendiri bekerja sebelum menikah sampai masa pensiunnya beberapa tahun yang lalu. Bukan suatu masalah buat saya karena saya juga sudah bekerja sejak 12 tahun yang lalu tapi ada keinginan kalau suatu saat saya memiliki anak, saya ingin bekerja di rumah sambil menjaga anak saya....insya Allah..

Dari dulu, saya dan adik saya cukup dekat dengan mama. Meski mama bekerja, kami berdua tidak pernah kekurangan kasih sayang bahkan sampai menjadi anak yang terlalu nakal. Mama tidak memanjakan dengan menuruti semua keinginan kami tetapi mendidik bagaimana kami mendapatkan apa yang kami inginkan.

Mama cukup humoris bahkan kadang konyol. Rasa ingin taunya juga cukup tinggi (mungkin ini yang bikin saya memiliki sifat yang sama....sama-sama kepo...hihihi). Ramah pada semua orang, bahkan kadang SKSD juga.

Di masa pensiunnya, saya merasa saya dan mama semakin dekat, semakin akrab. 
Alhamdulillah mama juga sangat menikmati masa-masa pensiunnya (dulu sempat kepikiran kalau mama gak bisa menikmati masa pensiun karena udah lama bekerja). 
Masih bersosialisasi bersama teman-teman sesama pensiunan, bahkan kadang pergi jalan-jalan ke luar kota, seperti baru-baru ini, wisata ke Bali. 
Makin akrab dengan ibu-ibu tetangga, sering ngobrol bahkan tukeran masakan dll.

Sudah banyak juga cobaan yang harus dihadapi mama tetapi mama tetap tegar.
Semoga saya bisa mencontoh ketegaran dan kesabaran mama selama ini
Semoga saya makin bisa menjaga perasaan mama
Semoga saya bisa membahagiakan mama